Cara menentukan tanggal
kadaluarsa atau Expired Date:
1. - Menggunaan Metode Pendugaan Umur
Penyimpanan Arrhenius
Metode yang banyak
digunakan untuk menentukan tanggal kadaluarsa adalah metode ASLT model
Arrhenius. Biasanya untuk menentukan pendugaan umur simpan prodek makanan atau
minuman yang mudah rusak karena reaksi kimia, seperti oksidasi lemak,
denaturasi protein, di Kecepatan reaksi kimia akan terjadi akibat suhu yang
lebih tinggi dan berakibat mutu/kualitas produk menurun. Untuk produk makanan
atau minuman yang bisa menggunakan metode ini diantaranya adalah makanan kaleng
storil komersial produk chip/snack jus buah. mie instan susu UHT daging,
makanan yang mengandung lemak dan protein yang tinggi Kerusakan makanan atau
minuman pada antara lain Degradael enzimatic (misal sayuran dan buah segar
serta beberapa makanan beku Reaksi kecoklatan non-enzlatis (misal pada
biji-bijian kering dan produk susu Kering) Reaksi kuidas lemak mesa peringkatan
kelengkan pada snack, makanan kering dan pangan beku Ketengikan
(misalnya pada minyak salad dan sayuran kering) Tumbuhnya mikroorganisme (misal
pada ikan dan daging, serta kematian mikoorganisme akibat perlakuan panas) Mikroba
akan memproduksi off flavor Kerusakan vitamin dalam makanan kaleng dan makanan
kering Kehilangan mutu protein (makanan kering) Untuk menentukan perhitungannya
yaitu menggunakan rumus berikut
Rumus (laboratory) Model
Arrhenius dilakukan dengan menyimpan produk makanan atau minuman dengan kemasan
akhir pada minimal tiga suhu penyimpanan ekstrim, Percobaan dengan metode
Anhenius bertujuan untuk menentukan konstanta laju reaksi (k) pada beberapa
suhu penyimpanan ekstrim kemudian dilakukan ekstrapolasi untuk menghitung
konstanta laju reaksi k) pada suhu penyimpanan yang diinginkan dengan
menggunakan persamaan Arrhenius (persamaan 31 Nah berdasarkan persamaan
tersebut dapat ditentukan konstanta penurunan mutu pada suhu penyimpanan juliya
sigunakan perhitungan umur simpan sesual dengan préo reaksinya persadang)
2. - Metode pendugaan umur simpan model Kadar
Air Kritis
Makanan atau minuman
dapat rusak karena terdapat penyerapan air oleh produk selama penyimpanan.
Produk makanan yang mengalami kerusakan karena hal tersebut, antara lain produk
kering snack, biskuit, krupuk, permen, dll. Dengan penurunan rasa keras atau
renyah dan juga adanya pningkatan rasa lengket atau produk menggumpal itu
menandakan kerusakan produk. Tekanan uap air murni pada suhu udara tertentu
akan memengaruhi laju penyerapan air oleh produk makanan atau minuman Selama
disimpan, permeabilitas uap air dan luasan kemasan yang digunakan, kadar air
awat produk. berat kering awal produk, kadar air kritis, kadar air
kesetimbangan pada RH penyimpanan, juga dengan slope kurva isoterm sorpsi air,
faktor-faktor tersebut diformulasikan oleh Labuza dan Schmidl menjadi model
matematika (persamaan 4) dan digunakan sebagai model untuk menduga umur simpan.
Model matematika ini dapat diterapkan khususnya untuk produk pangan kering yang
memiliki kurva Isoterm sorpsi air (ISA) berbentuk sigmoid. Model untuk menduga
umur simpan produk pangan yang mudah rusak karana penyerapan air adalah dengan
pendekatan metode kadar air kritis Data percobaan yang diperoleh dapat
mensimulasi umur simpan produk dengan permeabilitas kemasan dan kelembaban
relatif ruang nyimpanan yang berbeda
3. - Pengemasan makanan secara vakum
Prinsip pengeluaran udara
dari kemasan hingga tak ada udara dalam kemasan yang dapat menyebabkan produk
yang dikemas menjadi rusak menjadi dasar pengemasan makanan secara vakum Cara
kerjanya, pada kemasan yang telah berisi makanan atau minuman, dikosongkan
udaranya, ditutup dan direkatkan. Dengan ketiadaan udara dalam kemasan, maka
kerusakan akibat oksidasi dapat dihilangkan sehingga kesegaran produk yang
dikemas akan lebih bertahan 3-5 kali lebih lama daripada produk yang dikemas
dengan pengemasan nonvakum Pengemasan bertekanan digunakan untuk mengemas bahan
pangan dengan prinsip memberi tekanan pada kemasan hingga kemasan tersebut
menggembung Penambahan gas nitrogen yang berguna untuk melindungi bahan agar
tidak rusak ketika diberi tekanan dilakukan sebelum pengemasan Cara
pengemasannya yaitu dengan meletakkan pengemas yang berisi bahan secara
horizontal pada alas pengemas bertekanan, posisi saluran gas berada diantara
plastik, kemudian alat ditutup Secara otomatis alat tersebut akan menambahkan
gas.
Heat sealing merupakan
proses penutupan kemasan berbahan plastik menggunakan panas dengan
menggabungkan dua jenis plastik berbahan sama. Beberapa alat pengemas yang
menggunakan metode heat sealing yaitu hand sealer, vertical sealer, dan cup
sealer Hand sealer merupakan mesin pengemas untuk bahan plastik secara manual
yang berdasar pada penggunaan panas untuk menggabungkan dua lapis plastik Hand
sealer digunakan secara manual dengan cara meletakkan bagian yang akan
digabungkan kemudian menekannya dengan head dari mesin tersebut. Panas yang
terdistribusi pada bagian alas dan head mesin yang mengakibatkan plastik
tersebut lengket
Tidak ada komentar:
Posting Komentar